Sejarah IKTIBAR: Ikatan Santri, Alumni, dan Simpatisan Pesantren Al Barokah
Di tengah semangat silaturahmi dan kecintaan para alumni terhadap almamaternya, lahirlah sebuah ikatan yang menjadi wadah pemersatu para santri, alumni, dan simpatisan Pesantren Al Barokah Padasan. Organisasi ini dikenal dengan nama IKTIBAR, singkatan dari Ikatan Santri, Alumni, dan Simpatisan Pesantren Al Barokah. Hari Sabtu, 26 Januari 2008 atau bertepatan dengan 5 Muharram 1429 H, menjadi momen bersejarah yang menandai awal berdirinya IKTIBAR. Tanggal ini dikenang sebagai saat pertama kalinya digelar reuni akbar alumni, bersamaan dengan peringatan Hari Lahir Pesantren Al Barokah ke-35. Momen tersebut menjadi tonggak penting bagi terbentuknya organisasi yang hingga kini terus tumbuh dan berkembang.
Lahirnya IKTIBAR bukanlah sesuatu yang instan. Inisiasi awal muncul dari para pemuda santri yang tergabung dalam OSIM (Organisasi Siswa Intra Madrasah) pada tahun 2007. Mereka memiliki semangat tinggi untuk menjalin kembali tali silaturahmi antar alumni yang telah menyebar ke berbagai daerah. Mereka merasakan perlunya sebuah wadah yang mampu menghimpun santri yang telah menyelesaikan pendidikan di pesantren agar tetap terhubung secara emosional, spiritual, dan sosial dengan almamater tercinta. Kegairahan generasi muda kala itu sangat kuat, hingga kemudian gagasan ini disambut hangat oleh para alumni senior dan tokoh pesantren.
Dari semangat inisiatif itulah terbentuk Tim 9, sebuah kelompok perintis yang berperan besar dalam merumuskan konsep awal IKTIBAR. Tim ini terdiri dari sembilan tokoh penting, yakni KH. Subhan Saifurruslan, almarhum KH. Muzammil Muhdzor, H. Halili, M.Pd.I, Ely Yusup, S.Pd.I, Ustadz Musawwir Sabil, almarhum Ustadz Mukib, Ustadz Dedi Misnoto, Sudi Ahmadi, S.Pd.I, dan Zaini Bandawasa. Melalui musyawarah, diskusi, dan kerja sama yang solid, mereka meletakkan dasar-dasar organisasi yang hingga kini menjadi pijakan kuat bagi generasi penerus IKTIBAR.
Sejak awal, IKTIBAR dibentuk bukan sekadar sebagai forum silaturahmi biasa, melainkan sebagai ruang bersama yang memiliki misi jangka panjang. Tujuan utama organisasi ini mencakup penguatan hubungan kekeluargaan antar alumni, santri aktif, dan simpatisan, serta menjadi penghubung antara para alumni dengan pesantren sebagai pusat nilai-nilai keislaman. IKTIBAR juga bertujuan menghidupkan kembali semangat keilmuan dan pengabdian di tengah masyarakat melalui kegiatan dakwah, pendidikan, ekonomi, dan sosial. Melalui jaringan yang luas, IKTIBAR diharapkan mampu menjadi motor penggerak kemajuan umat, sekaligus penjaga nilai-nilai pesantren yang diwariskan oleh para masyayikh.
Dalam perjalanannya, IKTIBAR mengalami berbagai fase perkembangan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Organisasi ini telah dipimpin oleh sejumlah tokoh yang berdedikasi tinggi, di antaranya:
Ustadz Sahriyanto (2008–2009)
Almarhum Ustadz Fathulla (2009–2011)
Almarhum Ustadz Kuspriyanto (2011–2014)
Ustadz Munir Amrullah (2014–2020)
Ustadz H. Halili, M.Pd.I (2020–2023)
Ustadz Munir Amrullah, S.Pd.I (2023–2025)
Ustadz M. Fauzan Khairi, M.Pd.I (2025–2028)
Setiap kepemimpinan membawa warna dan inovasi tersendiri dalam membesarkan organisasi. Mereka bersama-sama membangun struktur organisasi, memperluas jangkauan, dan mengembangkan program-program strategis.
Secara struktural, IKTIBAR terbagi dalam dua skala: IKTIBAR Pusat dan IKTIBAR Wilayah. Untuk tingkat pusat, cakupannya meliputi tiga kecamatan yakni Pujer, Tenggarang, dan Wonosari. Sementara untuk wilayah, telah terbentuk di beberapa kecamatan lainnya seperti Wilayah Kecamatan Sumberwringin dan Sukosari, Wilayah Kecamatan Tlogosari, serta Wilayah kecamatan Taman Krocok dan Tegal Ampel. IKTIBAR terus berupaya memperluas jangkauan ini agar mampu menjangkau alumni di seluruh wilayah kabupaten bahkan di luar daerah.
Kegiatan utama IKTIBAR mencerminkan misi keagamaan dan kebersamaan. Setiap bulannya, diadakan pembacaan istighosah bil ijazah dari KH. Subhan Saifurruslan, yang menjadi ruh spiritual organisasi. Selain itu, IKTIBAR juga memiliki program ekonomi mandiri untuk memberdayakan alumni secara ekonomi serta menjadi pilar kemandirian organisasi. Yang tak kalah penting, pertemuan tahunan saat Harlah Pesantren Al Barokah menjadi momentum besar untuk merekatkan ukhuwah, menyampaikan laporan kegiatan, dan merumuskan langkah strategis ke depan bersama pengasuh pesantren.
Lebih dari sekadar ikatan alumni, IKTIBAR adalah manifestasi cinta kepada pesantren. Ia menjadi ruang bertumbuh, berbagi, dan berbakti. Semangat awal yang dibawa oleh OSIM pada tahun 2007 kini telah berbuah menjadi jaringan kebersamaan yang luas dan kokoh. Dengan semangat berkhidmat untuk umat dan pesantren, IKTIBAR akan terus menapaki langkah-langkah pengabdiannya menuju masa depan yang lebih gemilang.
Posting Komentar
0 Komentar