Bondowoso, 10 September 2025 – MTs Al Barokah Padasan menyelenggarakan kegiatan Uji Publik Tahqiq Wa Tadris dan Affirmation of Lesson Program Tarbiyatul Khassah pada Rabu, 10 September 2025 bertempat di Aula MTs Al Barokah. Acara ini dihadiri oleh jajaran pengasuh, dewan guru, pengurus, serta para tamu undangan.
Hadir dalam kegiatan tersebut KH. Moh. Fadlil, S.Pd.I selaku Ketua Yayasan Pesantren Al Barokah, Gus Moh. Waldan Assyahbana Majelis Pengasuh Pesantren Al Barokah, M. Fauzan Khairi, M.Pd.I dari DPP IKTIBAR, pengurus Mifda Kabupaten Bondowoso, guru tugas dari Pesantren Zainul Hasan Genggong, Dewan Guru dan Pengurus MTs Al Barokah serta siswa-siswi kelas VII–IX Program Tarbiyatul Khassah MTs Al Barokah.
Acara dimulai dengan pembacaan surat Fatihah, dilanjutkan sambutan Koordinator Tarbiyatul Khassah, Ustadz Kafabihy, S.Pd.I. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Program Tarbiyatul Khassah berfokus pada pengembangan pembelajaran Kitab Kuning, penguasaan Bahasa Inggris, dan Tahfidzul Qur’an. Program Tahqiq Wa Tadris dan Affirmation of Lesson Program berlangsung selama 15 hari sejak 24 Agustus hingga 10 September 2025, dan akan menjadi agenda rutin di awal semester setiap tahunnya.
Selanjutnya ditayangkan video dokumentasi pembelajaran selama 15 hari sebagai bukti pembelajaran yang progresi, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua Yayasan Pesantren Al Barokah, KH. Moh. Fadlil, S.Pd.I. Beliau mengungkapkan rasa bahagia karena masih ada santri yang semangat mempelajari Kitab Kuning meskipun Pesantren Al Barokah bukan pesantren salaf murni. “Santri yang belajar kitab kuning itu ibarat emas yang sangat berharga,” tegas beliau.
KH. Fadlil juga menyampaikan pentingnya dua jalur transfer ilmu, yaitu Ta’limul Rabbani yang pembelajaran dengan menekankan ibadah dan tirakat, serta Ta’limul Insani yang menuntut kesungguhan dalam membaca, menulis, dan menghafal. Beliau berharap para santri terus mendalami Kitab Kuning karena merupakan identitas pesantren.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan Mifda, Ustadz Rofiqi. Ia menekankan hadirnya metode Al-Miftah sebagai solusi untuk mempermudah pembelajaran Kitab Kuning yang dikenal sulit dipahami. “Metode ini diharapkan mampu menarik minat santri untuk semakin giat belajar Kitab Kuning,” ungkapnya.
Puncak acara diisi dengan Uji Publik Santri yang dilakukan oleh pengurus Mifda bersama guru tugas. Acara ditutup dengan doa sebagai penutup rangkaian kegiatan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi hasil belajar santri, tetapi juga mengokohkan identitas pesantren melalui penguatan tradisi keilmuan Islam klasik. Dengan adanya program Tarbiyatul Khassah, MTs Al Barokah berharap dapat mencetak santri yang unggul dalam bidang keilmuan, bahasa, dan hafalan Al-Qur’an, sekaligus tetap menjaga warisan intelektual pesantren.



